Facebook Twitter Delicious Stumble Upon

Lelaki Itu

Lelaki itu, kulihat semakin menua
Gurat-gurat halus wajahnya tak bisa kumaknai
Langkah kakinya meragu
Antara berpijak dan terperosok
Matanya mulai merabun
Doaku, semoga aku selalu ada dalam pandangannya
Ingatannya mulai mengabur
Aku berharap, semoga aku bukan salah satu yang menjadi kabur lalu hilang

Lelaki itu, yang doanya tak pernah putus untukku
Yang selalu menjagaku mulai fajar hingga fajar
Yang membantuku menjawab ketika hidup mengajak berteka-teki
Yang membentuk kepompong ini hingga menjadi kupu-kupu
Kuharap dia tahu, aku ingin dia tahu
Dadaku busung menjadi anaknya
Kepalaku tegak terangkat karena dirinya
Aku ingin dia mengerti, aku bangga padanya
Tak pernah habis aku menyayangi dan mencintainya
Lelaki itu, sungguh aku mengaguminya

Lelaki itu, aku menyimpan banyak ingin untuknya
Aku ingin dia ada di beranda rumah ketika pagi
Duduk dan menikmati secangkir teh
Aku ingin dia menghabiskan senja hari di taman
Bermain dengan cucu-cucu kesayangan
Aku ingin dia tertidur pulas, aman
Tanpa risau akan seperti apa harinya esok
Aku selalu ingin mendengar lantunan suaranya
Mengaji di subuh hari meskipun kadang berhenti tertelan kantuk
Aku ingin seperti itu, bukan yang sudah lalu
Ketika dia berpeluh keringat dan berpikir keras demi aku

Lelaki itu, membuatku terduduk menunduk
Menyadarkanku begitu banyak ingin di dada
Tapi bukan berarti tak mungkin
Seperti kata lelaki itu dulu,
‘Hidup itu indah, berjuanglah, maka impianmu bukan sekedar impian’

Lelaki itu, mataku terpaku padanya
Diam-diam melihat tanpa terlihat
Agar dia tak tahu, diriku disergap ketakutan
Kalau-kalau waktu segera menghabisi salah satu dari kami
Aku ingin, semoga dia berkenan menungguku
Ya Allah....berikan waktu padanya untuk menungguku
Menyuguhkan kebahagiaan untuknya
Tunggulah, sekarang aku sedang meracik kebahagiaan itu
Tunggulah, semoga sebentar saja
Sebelum dinding pemisah tak kasat mata itu nyata

0 komentar:

Posting Komentar